Tanya: Apakah yang mendekatkan kita
kepada allah?
Jawab: Yaitu anugrahnya.51)
Tanya: Mana kesudahan ma’rifat?
Jawab: Yaitu jahil
akan dirinya.52)
51) Firman Allah:
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنكُم مِّنْ
أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاء
"Sekiranya kalaulah bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun
dari kamu yang bersih (dari pada dosa) selama-lamanya(dari deki dosa dan
syirik),akan tetapi Allah
membersihkan siapa saja yang dikehendakinya" (An-Nuur:21 -Tafsir Thabari juz 19 hal 134) Karunia
dan Ramat itu dengan istilah lain adalah Anugrah.
52) Jahil yang dimaksud disini adalah “fana” bukan bodoh,bila
seseorang merenungi kebesaran Allah maka terasa baginya tidak berartilah
dirinya,karena segala alam ini milik Allah dan akan kembali kepada Allah,tidak
ada yang harus dibanggakan dan tidak ada yang dapat menolong kecuali
Allah,tidak ada sehelai daun pun yang jatuh kebumi tampa izin Allah,tidak
sehela nafaspun yang kita hirup dan hembuskan melainkan ni’mat Allah,dengan kesadaran
itu maka terasa sangat hinalah diri ini,istilah itu disebut fana,,,itulah yang
dilakukan ‘ulama tasawuf bahkan ada diantara mereka yang terlalu larut
tenggelam dalam keadaan tafakkur itu, hingga tidak sadar apa yang
diucapkannya,,,,
Dikisahkan bahwa Zun Nun Al Misri berkunjung kepondok Ibrahim Al
Khawas,sedang Ibrahim Al Khawas sedang tafakkur hampa terpesona dengan
keagungan Allah, dan lampu didalam pondoknya sedang mati,maka Zun Nun Al Misri
mengetuk pintu setelah memberi salam dan memanggil ”adakah orang didalam,,?”
Ibrahim Al Khawas menjawab: Siapakah yang engkau cari,,? Zun nun Al Misri
berkata: Aku mencari sahabatku namanya Ibrahim Al Khawas,terdengar jawaban dari
dalam “Ibrahim Al khawas tidak ada,Aku sedang mancari Ibrahim Al khawas”,,maka
Zun Nun kembali dengan berkata”sesungguhnya sahabatku Ibrahim sedang dalam
keadaan Fanabillah”.,,,
Inilah maqam fana yang tidak dimengerti keadaannya sebahagian dari
orang yang tidak pernah merasakannya,Imam Al Ghazali bertutur: mustahil engkau
bercerita kepada orang impontens tentang bagimana rasanya senggama itu,walau
bagimanapun engkau menjelaskan/menggambarkan rasanya, niscaya ia tidak akan
mengerti dengan peneranganmu selama-lamanya,walau dia seperti telah faham namun
pemahamannya itu pastilah jauh dari kenyataan yang kamu terangkan,dan apabila
datang orang lain menceritakan tentang rasa senggama itu kepadanya dengan
gambaran yang lain,niscaya akan berubah pula pemahamannya,dan akhirnya ia ragu
sendiri dalam waktu yang lama tanpa kata-kata,dengan melihat kebingungannya itu
orang-orang tersenyum melihatnya,maka berubah lagi penilaiannya,dianggapnya
orang-orang ini telah membohonginya dan memperolok-oloknya, dan akhirnya dia
mengingkarinya (Ihya ‘Ulumuddin juz 1 hal 100 ).inilah akibat orang yang suka
banyak bertanya tapi tidak mau mengamalkan apa yang telah diterangkan, yang
pada akhirnya dia bingung sendiri dan mengingkarinya,semoga kita selalu dilindungi
Allah dari prilaku tersebut ,Wallahu A’lamu bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca terbaik meninggalkan secuil komentar ilmiah,.,.,.silahkan