Minggu, 02 Oktober 2011

Mutiara Tauhid Bab Ma'rifat 3


Tanya: Ma’rifat itu kemanakah ta’luknya ?
Jawab: Adapun mengenal diri itu ta’luknya kepada mengenal allah ta’la 33) dan mengenal Allah ta’la itu ta’luknya kepada binasanya wujud.34) Isyarat sabda nabi;
ومن عرف نفسه فقد عرف ربه,ومن عرف ربه فسدالجسد
“Dan barang siapa yang mengenal dirinya maka sesungguhnya ia mengenal tuhannya ,dan siapa yang mengenal tuhannya maka binasalah jasadnya”35)


33) Syekh Haji Muhammad Wali Khalidy berkata: menurut longat ‘arab معرفة ( ma’rifat ) itu ta’luknya kepada مُعرف  ( mu’arrif ) ma’rifat  عامة ( umum ) ta’luknya kepada bersalahan muhaddas ( binasa yang baru ) maksudnya segala yang bersifat baru,itulah yang muhaddas. ma’rifat  جاصة ) orang khusus ) ta’lu’nya kepada zat Allah sekedar yang dapat bagi makhluk untuk mengenal(sekedar apa yang dibukakan Allah) ( Tanwirul anwar).

34) Binasa wujud yang dimaksud disini adalah wujud yang ada pada pandangan zahir, boleh juga diartiakan dengan jasad itulah yang disebut bersalahan muhaddas.

35) Hadits ini sangat masyhur pada  ahli Tasawuf dan para ’ulama hadits,para ‘ulama hadits yang megutip hadits ini diantaranya adalah:
1.       Imam An-Nawawi- dalam kitabnya ( Al Fatawa, hal.120)
2.       As-Sakhawiy- dalam kitabnya (al-Maqashid al-Hasanah Fî Bayan Katsir Min al-Ahadits al-Musytahirah 'Ala al-Alsinah, hal.419 )
3.       Ibnu Ad-Diba'- dalam kitabnya (Tamyiz ath-Thayyib Minal-Khabits Fima Yadur 'Ala Alsinah an-Nas Min al-Hadits, hal.165 )
4.       Al-'Ajluniy- dalam kitabnya ( Kasyf al-Khafa` wa Muzil al-Ilbas 'Amma isytahara Min al-Ahadits 'Ala Alsinah an-Nas, Jilid.2 hal.262 )
5.       Muhammad bin Darwisy- dalam kitabnya ( Asna al-Mathalib, hal.219 )
6.       Imam As-Suyuthiy- dalam kitabnya (Al-Hawiy, Risalah: al-Qawl al-Asybah Fi Hadits Man'Arafa Nafsah  Jilid.2 hal.412 ) dan ( Tadrib ar-Rawy, hal.370)
7.       Ibnu Hajar Al-Haitamiy- dalam kitabnya ( Al-Fatawa Al-Haditsiyah, hal.211 )
8.       Abu Nu'aim Al-Ashfahaniy- dalam kitabnya ( Hilyah al-Awliya,Jilid.10, hal.208 ) Dll,,,,
Namun para ‘ulama itu tidak ada yang menyatakan kesahihannya,Ibn As-Sam'aniy berkata:Hadits ini maukuf yang disandarkan kepada Yahya bin Muadz ar-Razi.( Ad-Durar Al-Muntatsyrah Fi Al-Ahadits al-Musytahirah karya Imam As-Suyuthy ),Nasruddin Albany meletakkan hadits ini dalam deretan hadits da’if wa maudu’ dan mengomentari dengan perkataan“La asla lahu”,,,, Imam Al Ghazali menuturkan hadits ini dalam beberapa kitabnya,tafsirannya mengarah kepada cara mengenal diri, sebagai tahapan awal dalam mencapai pengenalan Allah, Mengenal diri itu adalah "Anak Kunci" untuk Mengenal Alloh,yang dimaksud tafakkur merenungi diri,dan sesuai dengan firman allah: Dan pada diri kamu mengapa kamu tidak melihat,,(Adz zariyah 21) dan lagi Firmannya:
   سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Fusilat 53 ).    Bagi orang yang tidak mengerti seluk beluk tentang ma’rifat ketuhanan ia mengira bahwa dirinya itulah yang Tuhan,karena ia memahami secara dangkal hadits diatas ,maka itulah yang disebut jahil murkab, disinilah awal jatuhnya seorang ‘ulama besar yang kita kenal Syekh Siti Jenar , dengan pemahaman Wahdatul Wujudnya,faham yang sesat menurut pengakuan seluruh ‘Ulama Ahlussunah wal Jama’ah. (lihat I’tiqad Ahlussunah wal Jama’ah pada bab kaum syi’ah hal 117.karya KH.Sirajuddin Abbas-Al Minang Kabawi ).
Faham yang benar adalah,apa yang telah diterangkan dalam  kitab Ihya ‘ulumuddin dan kitab Ta’limul muta’lim:
من عرف نفسه فقد عرف ربه,فإدَ عرف عجز نفسه, عرف قدرةالله
“Siapa yang mengenal dirinya,maka ia akan mengenal Tuhannya,maka pada ketika ia megatahui kelemahan dirinya,akan muncul kesadaran pada kekuasaan Allah ”.  Ia menambahkan: maka janganlah kita berpegang teguh pada kemampuan dirinya dan akalnya,tetapi bertawakkal lah kepada allah,seraya memohon kepadanya akan petunjuk kebenaran,maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya”,(lihat Ta’limul muta’lim hal 74). Jadi ma’na عرف نفسه mengenal kelemahan diri dan ma’na عرف ربه mengenal kebesaran Allah yang ada pada dirinya.Syekh ‘Abdul Rauf aceh, guru Syekh Burhanuddin ulakkan sumbar mengungkapkan dalam kitab “Tanbihul masyi” :siapa yang megenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya,siapa yang mengenal Tuhannya maka jahillah dirinya, dan mengenal diri itu terkait dengan mengenal Tuhan,dan mengenal Tuhan itu terkait dengan jahilnya diri,(Tanbihul Masyi hal 20).seperti itulah pemahamn Ahlussunnah wal Jama’ah,,,untuk lebih jelasnya lagi dalam masalah ini hendaklah bertanya pada ahlinya.karena ilmu itu ada yang bisa diurai dengan tulisan dan ada yang tidak, melainkan hanya bisa di terangkan dengan lisan.wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca terbaik meninggalkan secuil komentar ilmiah,.,.,.silahkan