Tanya: Mana derajat hakikat itu?
Jawab: Yaitu hilang segala wujud yang
zahir ini pada pandangan hati45)
Tanya: Mana hakikat tauhid ?
Jawab: Yaitu barang yang terlintas
dalam hati maka itu binasa lagi baru.46)
Tanya: Mana hakikat Tasawuf ?
Jawab: Yaitu
meninggalkan da’wa,47)
Tanya: Mana yang bernama diri ?
Jawab: Diri itu 3 perkara:
1.
Benar-benar
diri
2.
Diri terpiri
3.
Diri terdiri
Tanya: Mana sebenar-benar diri?
Jawab: Sebenar-benar diri itu
keadaannya kapas,yaitu keadaannya Allah.48)
Tanya: Mana diri terperi ?
Jawab: Yaitu keadaannya
benang,kedaannya Muhammad.49)
Tanya: Mana diri terdiri ?
Jawab: Yaitu kedaannya kain,keadaannya
adam.misal ini hanya mendekatkan faham,50)
45) Firaman Allah:
فَلَمَّا
تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا
“Tatkala
tajalli Tuhan musa pada bukit itu jadilah bukit itu hancur, musa pun jatuh
pingsan” ( Al a’raf 142) dalam Tafsir Thabari diterangkan:“pingsan yag dimaksud
disini adalah tidak sadarkan diri,dan tidak sadarkan alam(Fanabillah)” (Tafsir
Thabari juz 7 hal 279). Sabda Nabi saw: ”Jika seandainya tersingkap wajahNya (ZatNya) niscaya keagungan
kesucian Wajah(Zat) itu membakar semua yang
diketahui penglihatan”(HR.Muslim).
46) Firman allah :
وَلا
تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لا إِلَهَ إِلا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا
وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Janganlah kamu sembah di samping (menyembah)
Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali zat Allah. Bagi-Nyalah segala
penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”.(Al qashas 88) yang
dimaksud tiap-tiap sesuatu pasti binasa adalah alam selain Allah yang terlintas
dalam hati,itulah yang baru dan pasti binasa,sedang Allah tidak baru dan tidak
pernah binasa,
47) Hakekat Tasawuf,Ahmad Amin menerangkan
dalam kitab Dzuhrul Islam : ”Ibnu Khaldum (wafat 1406 M) adalah yang
paling baik keterangannya,tentang hakikat tasawuf beliau berkata;
واصلها اى طريقة التصوف
العكوف على العبادة والانقطاع ألى الله والاعر اض عن زخرف الدنيا وزينته والزهد
فيما يقبل من لزة ومال وجاه والأنفر ادعن الخلق فالخلوة للعبادة
“Dan asal pokok dari ajaran tasawuf adalah
bertekun beribadah dan berhubungan langsung dengan tuhan menjauhkan diri dari
kemewahan duniawi,dan zuhud dari pada harta dan tuah yang diburu
manusia,bersunyi-sunyi diri dari melaksanakan ibadah”,(Dzuhrul islam 4 hal
151).bersunyi sunyi diri yang dimaksud disini adalah tidak ria dan sunyi dari
mengharap pandangan orang banyak,hanya mengharap pandangan Allah, bukan lari
kehutan atau kegunung untuk melaksanakan ibadah,walau kita melaksanakan ibadah
dihadapan orang banyak terasa beribadah sendirian singkatnya beribadah sendiri
atau dihadapan orang banyak sama saja keadannya.sedang meninggalkan da’wa
jawaban diatas tidak dimengerti maksudnya.
48) Ini jawaban diri Allah yaitu zat
Allah,bukan diri manusia, karena diri manusia itu berasal dari allah,Allah
berfirman: “Allah jadikan mereka dengan QudaratNya dari diri yang satu” (An
nisa’ 1) ibnu katsir menjelaskan yang dimaksud diri yang satu
التي خلقهم بها من نفس واحدة، وهي آدم، عليه السلام “Allah menjadikan mereka dengan QudaratNya dari
“diri yang satu” yaitu Adam as”, (Tafsir ibnu katsir jilid 2 hal 206)
Dan
FirmanNya:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ
كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ “Sesungguhnya misal Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
"Jadilah" engkau maka jadilah ia ( Ali imran 59 ),itulah awal dari proses
kejadian manusia,
49) Yang dimaksud adalah keadaan Nur Muhammad,
sebagaimana para ‘ulama sepakat dengan keadaannya sebagai makhluq yang awal
mula diciptakan Allah sebelum menjadikan sesuatu yang lainnya,sebagaiamana
Hadits Nabi yang diriwayatkan dari Al
Hakim meriwayatkan dari ‘Ali bin Hamshad Al-‘adl secara imla’,dari Harun bin
‘Abbas Al-hashimi dari Jundul bin Waliq,Al-‘Abbas ra bahwa Rasulullah bersabda: “Allah telah mewahyukan kepada ‘Isa
as : Wahai ‘Isa, berimanlah engkau kepada Muhammad dan suruhlah siapa yang
mendapatkan Baginda dari kalangan umatmu supaya beriman dengannya, kalaulah
tidak kerana Muhammad Aku tidak menjadikan Adam, kalaulah tidak kerena
Muhammad Aku tidak jadikan Syurga dan Neraka, Aku jadikan ‘Aras diatas air,
kemudian ia bergoncang, maka ditulis atasnya ‘la ilaha illa’llah Muhammad
Rasulullah, maka iapun tenang”. (HR ,Al-Hakim dalam Al-Mustadraknya).
Sulaiman
Al-Jamal wafat.1204 H, pensyarah Tafsir Jaelalain 4 jilid besar, dan Ibn Hajar
Al-Haitami wafat 974 H dalam Fatawa Haditshiyahnya. Keduanya menukil hadits
tersebut dengan maksud “kalaulah tidak karena Muhammad” adalah Nur
Muhammad awal-awal dijadikan Allah,”
Diriwayatkan dari Sa’id bin Basyir dari
Qatadah dari Al Hasan dari Abu Hurairah Ra,Rasulullah Saw Bersabda:
كنت أول النبيين في الخلق
وآخرهم في البعث فبدأ بي قبلهم
"Aku adalah Nabi
yang pertama diciptakan, dan paling akhir diutus. Allah memulai dengan aku
sebelum mereka." (HR Abu Nai’m dalam Ad Dala’il hal 6, dan Tsa’labi dalam Tafsirnya)
Nasruddin Albany mengomentari Hadits ini dengan menyatakan derajad sanadnya
da’if, karena Sa’id bin Basyir perawi yang da’if menurut Al Hafiz Al ‘iraqi (Silsilah
hadits da’if wa maudu’ no 661).
Banyak
‘ulama hadits Yang menyebutkan Awal mula yang diciptakan Allah adalah Nur
Muhammad,kalaulah tidak karena Nur Muhammad itu tidak diciptakan sesuatu jua.dan
ulama yang membicarakan keadaannya ada 46 orang.yang lebih jelas keterangannya
adalah “Syaikh Zainal ‘Abidin Al Fatani Rh” dalam (Maktabah wa Matba’ah darul-Ma’arif
hal 3) Yang merujuk kepada kitab (Kashaf Al-Ghaibiyyah) karya Imam ‘Abdul Al Rahim bin Ahmad Al Qadhi dan (Durar Al
Hisan) karya Imam Al Suyuty,
50) Dengan contoh kepada kain dengan keadaannya,
kain berasal dari benang dengan keadaannya,dan benang berasal dari
kapas,keadaan yang dicontohkan seperti itu adalah contoh pada pihak dasar dan keadaan,jika
dinisbatkan kepada diri ini contohan yang agak jauh,contohan seperti itu
hanyalah sebatas melihat dasarnya tidak lain,karena bila dita’birkan secara
meluas maka kapas berasal dari pohon kapas, dan pohon itu berasal dari biji,
dan biji berasal dari…hingga tak putus-putusnya,sedang kesepakatan para ulama
mengatakan,diri Adam berasal dari tanah, dan tanah berasal dari Nur Muhammad,
dan Nur Muhammad berasal dari Allah, dan Allah tidak berasal dari
siapa-siapa,Allah itu qadim.pepatah Thariqat Shattary mengatakan :
Adapun kita berjalan kepada Allah ,,,Tiba pada Allah maka
berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca terbaik meninggalkan secuil komentar ilmiah,.,.,.silahkan