Minggu, 02 Oktober 2011

Mutiara Tauhid Bab Ma'rifat 6


Tanya: Mana derajat hakikat itu?
Jawab: Yaitu hilang segala wujud yang zahir ini pada pandangan hati45)
Tanya: Mana hakikat tauhid ?
Jawab: Yaitu barang yang terlintas dalam hati maka itu binasa lagi baru.46)
Tanya: Mana hakikat Tasawuf ?
Jawab: Yaitu meninggalkan da’wa,47)
Tanya: Mana yang bernama diri ?
Jawab: Diri itu 3 perkara:
1.      Benar-benar diri
2.      Diri terpiri
3.      Diri terdiri
Tanya: Mana sebenar-benar diri?
Jawab: Sebenar-benar diri itu keadaannya kapas,yaitu keadaannya Allah.48)
Tanya: Mana diri terperi ?
Jawab: Yaitu keadaannya benang,kedaannya Muhammad.49)
Tanya: Mana diri terdiri ?
Jawab: Yaitu kedaannya kain,keadaannya adam.misal ini hanya mendekatkan faham,50)



45) Firaman Allah:
 فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا
“Tatkala tajalli Tuhan musa pada bukit itu jadilah bukit itu hancur, musa pun jatuh pingsan” ( Al a’raf 142) dalam Tafsir Thabari diterangkan:“pingsan yag dimaksud disini adalah tidak sadarkan diri,dan tidak sadarkan alam(Fanabillah)” (Tafsir Thabari juz 7 hal 279). Sabda Nabi saw: Jika seandainya tersingkap wajahNya (ZatNya) niscaya keagungan kesucian Wajah(Zat) itu membakar semua yang diketahui penglihatan”(HR.Muslim).

46) Firman allah :
 وَلا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لا إِلَهَ إِلا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
 “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali zat Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”.(Al qashas 88) yang dimaksud tiap-tiap sesuatu pasti binasa adalah alam selain Allah yang terlintas dalam hati,itulah yang baru dan pasti binasa,sedang Allah tidak baru dan tidak pernah binasa,

47)  Hakekat Tasawuf,Ahmad Amin menerangkan dalam kitab Dzuhrul Islam : ”Ibnu Khaldum (wafat 1406 M) adalah yang paling baik keterangannya,tentang hakikat tasawuf beliau berkata;
 واصلها اى طريقة التصوف العكوف على العبادة والانقطاع ألى الله والاعر اض عن زخرف الدنيا وزينته والزهد فيما يقبل من لزة ومال وجاه والأنفر ادعن الخلق فالخلوة للعبادة
“Dan asal pokok dari ajaran tasawuf adalah bertekun beribadah dan berhubungan langsung dengan tuhan menjauhkan diri dari kemewahan duniawi,dan zuhud dari pada harta dan tuah yang diburu manusia,bersunyi-sunyi diri dari melaksanakan ibadah”,(Dzuhrul islam 4 hal 151).bersunyi sunyi diri yang dimaksud disini adalah tidak ria dan sunyi dari mengharap pandangan orang banyak,hanya mengharap pandangan Allah, bukan lari kehutan atau kegunung untuk melaksanakan ibadah,walau kita melaksanakan ibadah dihadapan orang banyak terasa beribadah sendirian singkatnya beribadah sendiri atau dihadapan orang banyak sama saja keadannya.sedang meninggalkan da’wa jawaban diatas tidak dimengerti maksudnya.
48) Ini jawaban diri Allah yaitu zat Allah,bukan diri manusia, karena diri manusia itu berasal dari allah,Allah berfirman: “Allah jadikan mereka dengan QudaratNya dari diri yang satu” (An nisa’ 1) ibnu katsir menjelaskan yang dimaksud diri yang satu
   التي خلقهم بها من نفس واحدة، وهي آدم، عليه السلام “Allah  menjadikan mereka dengan QudaratNya dari “diri yang satu” yaitu Adam as”, (Tafsir ibnu katsir jilid 2 hal 206)
Dan FirmanNya:
  إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ “Sesungguhnya misal Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah"  engkau  maka jadilah ia ( Ali imran 59 ),itulah awal dari proses kejadian manusia,

49) Yang dimaksud adalah keadaan Nur Muhammad, sebagaimana para ‘ulama sepakat dengan keadaannya sebagai makhluq yang awal mula diciptakan Allah sebelum menjadikan sesuatu yang lainnya,sebagaiamana Hadits Nabi yang diriwayatkan dari Al Hakim meriwayatkan dari ‘Ali bin Hamshad Al-‘adl secara imla’,dari Harun bin ‘Abbas Al-hashimi dari Jundul bin Waliq,Al-‘Abbas ra bahwa Rasulullah bersabda: “Allah telah mewahyukan kepada ‘Isa as : Wahai ‘Isa, berimanlah engkau kepada Muhammad dan suruhlah siapa yang mendapatkan Baginda dari kalangan umatmu supaya beriman dengannya, kalaulah tidak kerana Muhammad Aku tidak menjadikan Adam, kalaulah tidak kerena Muhammad Aku tidak jadikan Syurga dan Neraka, Aku jadikan ‘Aras diatas air, kemudian ia bergoncang, maka ditulis atasnya ‘la ilaha illa’llah Muhammad Rasulullah, maka iapun tenang”. (HR ,Al-Hakim dalam Al-Mustadraknya).
Sulaiman Al-Jamal wafat.1204 H, pensyarah Tafsir Jaelalain 4 jilid besar, dan Ibn Hajar Al-Haitami wafat 974 H dalam Fatawa Haditshiyahnya. Keduanya menukil hadits tersebut dengan maksud “kalaulah tidak karena Muhammad” adalah Nur Muhammad awal-awal dijadikan Allah,”
Diriwayatkan dari Sa’id bin Basyir dari Qatadah dari Al Hasan dari Abu Hurairah Ra,Rasulullah Saw Bersabda:
  كنت أول النبيين في الخلق وآخرهم في البعث فبدأ بي قبلهم
"Aku adalah Nabi yang pertama diciptakan, dan paling akhir diutus. Allah memulai dengan aku sebelum mereka." (HR Abu Nai’m dalam Ad Dala’il hal 6, dan Tsa’labi dalam Tafsirnya) Nasruddin Albany mengomentari Hadits ini dengan menyatakan derajad sanadnya da’if, karena Sa’id bin Basyir perawi yang da’if menurut Al Hafiz Al ‘iraqi (Silsilah hadits da’if wa maudu’ no 661).
Banyak ‘ulama hadits Yang menyebutkan Awal mula yang diciptakan Allah adalah Nur Muhammad,kalaulah tidak karena Nur Muhammad itu tidak diciptakan sesuatu jua.dan ulama yang membicarakan keadaannya ada 46 orang.yang lebih jelas keterangannya adalah “Syaikh Zainal ‘Abidin Al Fatani Rh” dalam (Maktabah wa Matba’ah darul-Ma’arif hal 3) Yang merujuk kepada kitab (Kashaf Al-Ghaibiyyah) karya Imam ‘Abdul  Al Rahim bin Ahmad Al Qadhi dan (Durar Al Hisan) karya Imam Al Suyuty,

50) Dengan contoh kepada kain dengan keadaannya, kain berasal dari benang dengan keadaannya,dan benang berasal dari kapas,keadaan yang dicontohkan seperti itu adalah  contoh pada pihak dasar dan keadaan,jika dinisbatkan kepada diri ini contohan yang agak jauh,contohan seperti itu hanyalah sebatas melihat dasarnya tidak lain,karena bila dita’birkan secara meluas maka kapas berasal dari pohon kapas, dan pohon itu berasal dari biji, dan biji berasal dari…hingga tak putus-putusnya,sedang kesepakatan para ulama mengatakan,diri Adam berasal dari tanah, dan tanah berasal dari Nur Muhammad, dan Nur Muhammad berasal dari Allah, dan Allah tidak berasal dari siapa-siapa,Allah itu qadim.pepatah Thariqat Shattary mengatakan :
Adapun kita berjalan kepada Allah ,,,Tiba pada Allah maka berhenti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca terbaik meninggalkan secuil komentar ilmiah,.,.,.silahkan