Tanya: Mana yang dikatakan dekat kepada
allah ?
Jawab: Apabila hati selalu ingat kepada
allah maka itu dekat namanya.36)
Tanya: Mana yang disebut jauh dari
allah?
Jawab: Apabila berhadap hati kepada
makhluk,serta lupa dan lalai kepada allah maka itu jauh dari allah namanya37)
Tanya: Mana yang dinamai sampai kepada
allah?
Jawab: Yaitu hapus sekalian yang
ada dialam ini dari pandangan hati, hanya wujud allah yang hadir (dalam hati)
senantiasa tiada lupa dan lalai.38)
Tanya: Ma’rifat itu berapa macamnya?
Jawab: Makrifat itu ada 3 macam:
1.
Ma’rifat
orang syari’at
2.
Ma’rifat
orang thariqat
3.
Ma’rifat
orang hakikat.
Tanya: Apakah perbedaan antara yang 3
itu?
Jawab: Ma’rifat orang syari’at itu
mengenal segala yang zahir seperti: halal, haram, sah, batal, makruh, sunat,
mubah, fardu, rukun, syarat.
Jawab: Ma’rifat orang Thariqat itu
mengenal barang yang sunyi seperti: ria, suma’ah,takabbur, ’ajib, hasad dan
sifat yang mazmumah yang dicela syara’ seperti mengenal baik,buruk,dan kasih
sayang allah dan lain sebagainya.
Jawab: Ma’rifat orang Hakikat antara
Tasbih dan Tanzih, tidak terdinding pandangan zahir kepada batin dan pandangan
batin kepada zahir.39)
36) Imam Abu Qasim Al Qusyairy menerangkan dalam Risalahnya
pada bab muraqabah hal 74,bahwa yang dimaksud dalam hadits Riwayat Muslim
tentang Ihsan”jika engkau tidak melihatnya maka Allah melihatmu” artinya selalu
mengawasi yaitu muraqabah sesuai Firman Allah:
وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا”Allah selalu dekat kepada tiap-tiap sesuatu“ ( Al
Ahzab 52).
37) Bukan
maksudnya jauh itu luput dari
pengawasan allah/ berjarak jauh dari allah.Firman allah: “sesungguhnya allah menyertaimu dimanapun kamu berada” ( Al hadid 4), Ahli thariqat bertutur:
jauhnya tidak berjarak,dekatnya tidak berantara, Firman Allah: “Kami lebih
dekat dari urat leher/tengkuk” (Qaf 16),lagi Firmannya:” dan jika
hambaku bertanya tentag Aku maka katakanlah Aku dekat lagi mengkabulkan do’a” ( Al baqarah 186),jauh yang dimaksud disini yaitu terhijab oleh
kelalaiannya hingga tersa jauh dari Allah,Ibnu Athaillah berkata: “Allah yang Haq Tiadalah
terhijab(terhalang oleh sesuatu) daripada dirimu. Yang terhijab adalah dirimu daripadaNya.Andaikata
Allah itu terhijab, apa yang menghijabNya
itu akan mengurungNya. Dan andaikata ada sesuatu yang
mengurungNya,berarti wujudNya lemah,tidak
berkuasa atas hijab itu, Dan sedang Dia (Allah) adalah maha kuasa atas segala hambanya
( hijab)” (Al Hikam no 41).
38) Wujud
Allah yang hadir disini maksudnya dalam pandangan hati,Raslullah bersabda: “Engkau
al zahir (setiap sesuatu menunjukan akan wujudNya), tidak ada sesuatu di
atasMu, dan engkau Al Batin ( yang tidak dapat dibayangkan),tidak ada sesuatu
dibawahMu”.(HR Muslim).kalau tidak ada sesuatu di atasNya dan di bawahNya maka Allah meliputi segalanya, ,,,yang dimaksud selalu hadir Bukanlah maksudnya dihadir-hadirkan,kalau
dihadir-hadirkan itulah yang disebut Imam Al Ghazali membuat tuhan dalam
hati. Imam Al Ghazali berkata: “bila kamu hanya merasakan hadirnya Allah pada dalam
zikirmu, tapi tidak merasakan hadirnya Allah diluar zikirmu, maka berarti apa
yang kamu rasakan dalam zikir itu bukanlah Allah” (Ihya ‘ulumuddin). Ibnu
Athaillah berkata: “Bagaimana mungkin Allah itu akan dihijab oleh sesuatu, padahal
Ia lebih dekat kepadamu daripada sesuatu itu” (Al Hikam no 22),dan Allah
berfirman:”Sesungguhnya Allah selalu
dekat kepadamu” ( An nisa’ 1) dekatnya tidak didekatkan,tapi Allah selalu dekat
walau teringat dalam hati atau tidak.
39) Inilah maqam baqa billah. Firman Allah: “Dan
(Baqa) tetap kekal “Wajah”(Zat) Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”
(Ar Rahman, 27).Rasulullah bersabda:” Iman yang paling afdal ialah apabila kamu
mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada” (HR. Ath
Thobari) ,,,Baqa adalah salah satu sifat Allah yang mana manusia tidak akan
pernah memilikinya selamanya, dalam Tasawuf baqa hanyalah dinisbatkan kepada
maqam (tempat berdiri ma’rifat)bukan kepada diri,adapun istilah Baqabillah
artinya kekal dengan Allah,yaitu ma’rifatnya yang kekal dengan Allah,bukan
dirinya yang kekal,yang hanya memiliki ma’rifat itu adalah orang muntahi,boleh
juga diistilahkan ma’rifat yang tinggi derajatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca terbaik meninggalkan secuil komentar ilmiah,.,.,.silahkan