Minggu, 02 Oktober 2011

Mutiara Tauhid Bab Ma'rifat 5


Tanya: Mana yang dinamai Syari’at, Thariqat dan Hakikat ?
Jawab: Yang dinamai Syari’at engkau sembah allah, kerjakan perintahnya, jauhi larangannya,
Jawab: Yang dinamai Thariqat engkau sembah allah dengan ilmu dan amal sekedar yang kau tau,40)
Jawab: Yang dinamai hakikat engkau pandang allah dengan cahaya yang dipertaruhkan allah pada tengah hatimu,41)
Tanya: Apakah syari’at itu berlawanan dengan hakikat?
Jawab: Syari’at itu tidak berlawanan dengan hakikat,siapa yang mengata Syari’at itu berlawanan dengan hakikat maka hukumnya kafir,karena hakikat itu adalah syari’at nabi yang batin,Syari’at itu ilmu fatwa yaitu syari’at nabi yang zahir,sebab itu tidak boleh bercerai syari’at dengan hakikat, karena syari’at itu tubuh hakikat itu nyawa, Isyarat Sabda nabi: “Syari’at tampa hakikat hampa,hakikat tampa syari’at itu batal”,42)
Tanya: Mana ma’rifat hakikat (yang sebenarnya) yang tidak dapat mengenal,43) akan dia, yang melepaskan dari pada syirik,?
Jawab: Adapun ma’rifat(pengetahuan) tentang hakikat itu engkau pandang allah dengan cahaya yang dipertaruhkannya kepada hatimu, akan hakikat dirimu,dan apa yang ada pada dirimu pandanglah itu daripada allah kepadamu,
Tanya:  Apakah itu yang daripadamu dan apa yang daripada allah kepadamu?

Jawab: Yang daripadamu adalah hina,faqir,da’if dan lemah,itulah bagian dirimu,yang daripada allah kepadamu yaitu kaya,mulia,kuat dan kuasa itu semua milik allah,maka fanakan muliamu kapada mulia allah,kayamu kepada kaya allah,kuatmu kepada kuat allah,tidak satu zarrah pun dirimu pada hakikatnya hanya semata-mata anugrah allah kepadamu,pikirkanlah itu,adam artinya tiada dengan anugrah allah atasmu mengadakanmu,tidak karena alat,44) maka allah akan mendatangkan ni’mat imdad yang tak terkira,seperti memberi rizki yang dapat dirasakan manis,asam,pahit,pedasnya,dll.
..........................................................................................................................................................................................................................

40)  Adapun Istilah Syari’at dan Thariqat yaitu berdasarkan Firman Allah dalam surat ( Al maidah 48)
 جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا“kami jadikan pada kamu ( Mu’min ) Syari’at ( ya’ni sunnah yang akan dijalankan manusia),dan Minhaj (ya’ni Thariqat yang wadih lagi mudah)” ( Tafsir Ibnu Katsir juz 3 hal 129).

41) Artinya Nur hidayah.Firman Allah:
 أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ “ Siapa yang dibukakan Allah dadanya bagi islam( tuma’ninah hatinya) maka ia telah meperoleh Nur (hidayah) dari Tuhannya”( Az Zumar 22), (Tafsir Al Qurthubi Juz 15 hal 247)

42) Matan haditsnya seperti ini,Rasulullah bersabda: “ Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”. (HR. Ath-Thabrani) dan dari Ibnu Umar berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Islam dibangun di atas lima dasar: 1 Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah Utusan Allah, 2 Medirikan shalat, 3 Puasa pada bulan Ramadhan,4 Membayar zakat, 5 Naik haji jika telah mampu'"(HR. Bukhari bab ilmu no 2). Dalam hadits sahih ini telah terkandung syari’at dan hakikat, yang disebut hakikat adalah iman dan yang disebut syari’at adalah yang ke dua,ketiga dan keempat dan kelima,bila telah telaksana syari’at dan hakikat itu, maka itulah yang disebut islam yang sempurna,kalau hanya sekedar hakikat saja yaitu iman saja,tanpa mengerjakan shalat(syari’at), maka belum sempurna islamnya,maka itu disebut batal,dan kalau hanya mengerjakan syari’at saja tanpa hakikat(iman) maka itu disebut hampa.
Abu yazid Al Bustami berkata:”Jika kamu melihat seseorang yang dikaruniai karamah hingga ia terbang diudara,melipat bumi,berjalan diatas air,maka janganlah kamu tertarik padanya hingga kamu melihat ia melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah dan menjalankan segala kewajiban Syari’at”(Risalah Qusyairiyah hal 14).siapa yang mengaku ‘Alim dibidang Thariqat atau Tasawuf atau Tauhid atau Hakikat atau Ma’rifat akan tetapi dia tidak menjalankan syari’at maka sesungguhnya ia telah berbohong dengan apa yang ia tuturkan.(Ihya ‘ulumuddin)

43) Tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata,,yang melepaskan daripada syirik adalah Tauhid.

44) Firman allah: “Dan, apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya
(QS. An-Nahl: 53) dan lagi Firmannya: “kenapakah kamu kafir kepada Allah,,? Padahal kamu itu mati (tidak ada)dulunya,kemudian Allah menghidupkanmu (mengadakan) kemudian Allah mematikanmu,kemudian Allah menghidupkanmu tatkala berbangkit,kepada Aku lah engkau akan kembali,”( Al Baqarah 28).Ibnu Katsir menjelaskan tentang وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا  ma’nanya”sesungguhnya kamu itu ‘adam (tiada) maka Allah mengeluarkanmu dengan mewujudkan”.(Tafsir Ibnu Katsir juz 1hal 212), disini Allah telah menjelaskan dengan terang bahwa Allah lah yang berkuasa segalanya dalam diri kita itulah ma’na lahaula wala quatailla illa billa hal’aliyil ‘azim,bila Allah berkehendak menciptakan,mematikan dan menghidupkan,dengan kesadaran dari kenyataan itu itulah awal mula perkenalan dengan Allah.banyak dari kalangan orang awam menyelewengkan dalil ini,seperti disaat dia melakukan dosa secara terang-terangngan dengan menda’wakan “pada hakikatnya ini bukan aku yang berkuasa melakukannya tapi dikuasakan Allah dan dikehendakkan Allah pada diriku karena hanya Allah yang berkuasa pada diriku”,da’waan seperti itu jelas tergelincirnya,karena memaksa Allah melakukan apa yang dikehendaki hawa nafsu kebinatangannya,maha suci Allah dari apa yang mereka da’wakan,sesugguhnya Allah itulah yang berkuasa atas diri kita bukan kita yang berkuasa atas Allah,sedang Allah yang mereka da’wakan itu bukanlah Allah tuhannya sekalian alam,melainkan syetan yang menyamar sebagai Allah yang mewujudkan diri dalam hatinya,karena Allah itu tidak pernah menghalalkan apa-apa yang telah diharamkannya dan menyuruh mengerjakan apa-apa yang telah dilarangnya, sebagaimana semua itu telah tertulis dalam kitab sucinya dan hadits yang sahih kalam rasul utusannya, harap hati-hati menempatkan faham disini.karena syetan itu tidak akan senang hati bila hambanya berubah menjadi hamba Allah,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca terbaik meninggalkan secuil komentar ilmiah,.,.,.silahkan